Sabtu, 30 November 2013

makalah mikrobiologi virologi



makalah mikrobiologi virologi

 “Vaksin Polio”


PENDAHULUAN

Polio Virus ( Polio )
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-1geRLWYnLtOdWaWxq_WP0QqotR5JTAL0JJkvcxqEGwAwQOR0XJJKCABci4TawkG3MFNggyDZWTwMkbGm0tKmBRr2u5gMAG54R_VyZVkL4sAENVxRc7x5qKIuks1I2GDnMaSC-pdzG_s/s1600/p1m_poliovirus.jpg

 Polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).
Penyakit ini merupakan penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban. Polio menular melalui kontak antarmanusia. Polio dapat menyebar luas diam-diam karena sebagian besar penderita yang terinfeksi poliovirus tidak memiliki gejala sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri sedang terjangkit. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses. Setelah seseorang terkena infeksi, virus akan keluar melalui feses selama beberapa minggu dan saat itulah dapat terjadi penularan virus.

Virus polio dimana merupakan virus yang paling kecil dibandingkan virus lainnya. Kekecilan virus ini tidak hanya dari ukuran partikelnya saja, tetapi juga dari ukuran panjang genomnya. Virus ini memiliki diameter sekitar 30 nm dan memiliki RNA benang positif (positive strand RNA) sebagai genomnya dengan panjang sekitar 7.5 kilobasa.

Setelah terinfeksi ke dalam sel, RNA keluar dari sarangnya dan di dalam sel RNA ini memiliki dua fungsi.
1. sebagai mRNA yang ditranslasikan menjadi protein-protein yang berfungsi untuk pembentukan tubuh dan enzim-enzim yang berfungsi untuk perkembang-biakan (replikasi) virus itu sendiri.
2. RNA ini adalah sebagai bahan dasar (template) untuk pembentukan RNA benang negatif (negative strand RNA). RNA benang negatif ini kemudian digunakan lagi sebagai template untuk membentuk RNA benang positif.

Begitu seterusnya sehingga benang positif RNA yang menjadi genom virus ini terus bertambah banyak. RNA yang terbentuk kemudian dibungkus oleh protein-protein pembentuk tubuh dan keluar dari sel sebagai virus baru.

Klasifikasi Virus :

Familia            : Picornaviridae
Genus              : Enterovirus
Spesies            :  Poliovirus
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjjsqwUrnxu8wW4PxPUfIZjXZ63pk2ldAoZ4U0G0krKX_TaFO1ptudFEGMUYFAYuu8cbQf9uiwk1rLb_jEO6_LB6Hz83cQUsQhnG-PRAtfRc0bhEgYKHqQ2q1_xN35gSBD9_RlT51JmUE/s1600/Polio.jpg
                                 Gambar poliovirus

Anak-anak dan polio

Anak-anak kecil yang terkena polio seringkali hanya mengalami gejala ringan dan menjadi kebal terhadap polio. Karenanya, penduduk di daerah yang memiliki sanitasi baik justru menjadi lebih rentan terhadap polio karena tidak menderita polio ketika masih kecil. Vaksinasi pada saat balita akan sangat membantu pencegahan polio di masa depan karena polio menjadi lebih berbahaya jika diderita oleh orang dewasa. Orang yang telah menderita polio bukan tidak mungkin akan mengalami gejala tambahan di masa depan seperti layu otot; gejala ini disebut sindrom post-polio.

Vaksin efektif pertama

Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.

Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit.  Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.  Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul.  Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.

Vaksin efektif pertama dikembangkan oleh Jonas Salk. Salk menolak untuk mematenkan vaksin ini karena menurutnya vaksin ini milik semua orang seperti halnya sinar matahari. Namun vaksin yang digunakan untuk inokulasi masal adalah vaksin yang dikembangkan oleh Albert Sabin. Inokulasi pencegahan polio anak untuk pertama kalinya diselenggarakan di Pittsburgh, Pennsylvania pada 23 Februari 1954. Polio hilang di Amerika pada tahun 1979.
PEMBAHASAN

Imunisasi Polio
Terdapat 2 macam vaksin polio:
·         IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk), mengandung virus polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan
·         OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan.
Bentuk trivalen (TOPV) efektif melawan semua bentuk polio, bentuk monovalen (MOPV) efektif melawan 1 jenis polio.

Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I,II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu.  Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun).

Dosis pertama dan kedua diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer,
Dosis ketiga dan keempat diperlukan untuk meningkatkan kekuatan antibobi sampai pada tingkat yang tertingiu.

Setelah mendapatkan serangkaian imunisasi dasar, kepada orang dewasa tidak perlu dilakukan pemberian booster secara rutin, kecuali jika dia hendak bepergian ke daerah dimana polio masih banyak ditemukan.

Pembentukan vaksin polio secara umum

Cara kerja pembentukan vaksin polio, yaitu dengan inaktifasi. Vaksin lain dibuat dengan cara menggunakan bakteri atau virus yang sudah di inaktifasi. Vaksin polio dibuat dengan cara ini. Vaksin ini umumnya lebih aman dari vaksin hidup karena organisme penyebab penyakit tidak dapat bermutasi kembali menyebabkan penyakit setelah organisme tersebut dimatikan. Selama vaksinasi, vaksin yang mengandung virus, bakteri atau organisme lain yang telah mati disuntikkan ke dalam tubuh. Vaksin kemudian merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi untuk melawan organisme tersebut. Lain waktu saat organisme tersebut kembali menyerang tubuh, antibodi dari sistem kekebalan akan menyerang dan akan menghentikan infeksi.


DAFTAR PUSTAKA

Adelberg, Jawetz, Melnick,1995, Mikrobiologi Kedokteran edisi 20, EGC, Jakarta
Leny, 2007, Polio, http://infohidupsehat.com/?p=29
Anonim, 2005, http://wrm-indonesia.org/content/view/377/62/
Anonim, 2006, http://www.pom-obat.go.id/v2.0/articles.php?id=9
Anonim, 2008, http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=34

Tidak ada komentar:

Posting Komentar