makalah mikrobiologi virologi
“Vaksin Polio”
PENDAHULUAN
Polio Virus ( Polio )
Polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang
disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan
poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus
ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan
melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).
Penyakit ini merupakan penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit
peradaban. Polio menular melalui kontak antarmanusia. Polio dapat menyebar luas
diam-diam karena sebagian besar penderita yang terinfeksi poliovirus tidak
memiliki gejala sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri sedang terjangkit.
Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau
minuman yang terkontaminasi feses. Setelah seseorang terkena infeksi, virus
akan keluar melalui feses selama beberapa minggu dan saat itulah dapat terjadi
penularan virus.
Virus polio dimana merupakan virus
yang paling kecil dibandingkan virus lainnya. Kekecilan virus ini tidak hanya
dari ukuran partikelnya saja, tetapi juga dari ukuran panjang genomnya. Virus
ini memiliki diameter sekitar 30 nm dan memiliki RNA benang positif (positive
strand RNA) sebagai genomnya dengan panjang sekitar 7.5 kilobasa.
Setelah terinfeksi ke dalam sel, RNA
keluar dari sarangnya dan di dalam sel RNA ini memiliki dua fungsi.
1. sebagai mRNA yang ditranslasikan
menjadi protein-protein yang berfungsi untuk pembentukan tubuh dan enzim-enzim
yang berfungsi untuk perkembang-biakan (replikasi) virus itu sendiri.
2. RNA ini adalah sebagai bahan
dasar (template) untuk pembentukan RNA benang negatif (negative strand RNA).
RNA benang negatif ini kemudian digunakan lagi sebagai template untuk membentuk
RNA benang positif.
Begitu seterusnya sehingga benang
positif RNA yang menjadi genom virus ini terus bertambah banyak. RNA yang
terbentuk kemudian dibungkus oleh protein-protein pembentuk tubuh dan keluar
dari sel sebagai virus baru.
Klasifikasi
Virus :
Familia : Picornaviridae
Genus : Enterovirus
Spesies : Poliovirus
Gambar poliovirus
Anak-anak dan polio
Anak-anak kecil yang terkena polio seringkali hanya mengalami gejala ringan
dan menjadi kebal terhadap polio. Karenanya, penduduk di daerah yang memiliki
sanitasi baik justru menjadi lebih rentan terhadap polio karena tidak menderita
polio ketika masih kecil. Vaksinasi pada saat balita akan sangat membantu
pencegahan polio di masa depan karena polio menjadi lebih berbahaya jika
diderita oleh orang dewasa. Orang yang telah menderita polio bukan tidak
mungkin akan mengalami gejala tambahan di masa depan seperti layu otot; gejala
ini disebut sindrom post-polio.
Vaksin efektif pertama
Imunisasi adalah
pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.
Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu
penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini
berfungsi melindungi terhadap penyakit.
Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu
membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak. Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan
perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang
mungkin timbul. Dengan adanya vaksin
maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah
jarang ditemukan.
Vaksin efektif pertama dikembangkan oleh Jonas Salk. Salk menolak untuk
mematenkan vaksin ini karena menurutnya vaksin ini milik semua orang seperti
halnya sinar matahari. Namun vaksin yang digunakan untuk inokulasi masal adalah
vaksin yang dikembangkan oleh Albert Sabin. Inokulasi pencegahan polio anak
untuk pertama kalinya diselenggarakan di Pittsburgh, Pennsylvania pada 23
Februari 1954. Polio hilang di Amerika pada tahun 1979.
PEMBAHASAN
Imunisasi
Polio
Terdapat 2 macam vaksin polio:
·
IPV (Inactivated
Polio Vaccine, Vaksin Salk), mengandung virus polio yang telah
dimatikan dan diberikan melalui suntikan
·
OPV (Oral
Polio Vaccine, Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang telah
dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan.
Bentuk trivalen (TOPV) efektif melawan semua bentuk polio, bentuk monovalen (MOPV) efektif melawan 1 jenis polio.
Bentuk trivalen (TOPV) efektif melawan semua bentuk polio, bentuk monovalen (MOPV) efektif melawan 1 jenis polio.
Imunisasi
dasar polio diberikan 4 kali (polio I,II, III, dan IV) dengan interval tidak
kurang dari 4 minggu. Imunisasi polio
ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk
SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun).
Dosis
pertama dan kedua diperlukan untuk
menimbulkan respon kekebalan primer,
Dosis ketiga dan keempat diperlukan untuk meningkatkan
kekuatan antibobi sampai pada tingkat yang tertingiu.
Setelah mendapatkan serangkaian
imunisasi dasar, kepada orang dewasa tidak perlu dilakukan pemberian booster
secara rutin, kecuali jika dia hendak bepergian ke daerah dimana polio masih
banyak ditemukan.
Pembentukan vaksin polio secara umum
Cara kerja pembentukan vaksin polio, yaitu dengan inaktifasi. Vaksin lain
dibuat dengan cara menggunakan bakteri atau virus yang sudah di inaktifasi.
Vaksin polio dibuat dengan cara ini. Vaksin ini umumnya lebih aman dari vaksin
hidup karena organisme penyebab penyakit tidak dapat bermutasi kembali
menyebabkan penyakit setelah organisme tersebut dimatikan. Selama vaksinasi,
vaksin yang mengandung virus, bakteri atau organisme lain yang telah mati disuntikkan ke dalam tubuh. Vaksin kemudian merangsang sistem
kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi untuk melawan organisme tersebut.
Lain waktu saat organisme tersebut kembali menyerang tubuh, antibodi dari
sistem kekebalan akan menyerang dan akan menghentikan infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Adelberg, Jawetz, Melnick,1995, Mikrobiologi
Kedokteran edisi 20, EGC, Jakarta
Leny, 2007, Polio, http://infohidupsehat.com/?p=29
Anonim, 2005, http://wrm-indonesia.org/content/view/377/62/
Anonim, 2006, http://www.pom-obat.go.id/v2.0/articles.php?id=9
Anonim, 2008, http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=34
Leny, 2007, Polio, http://infohidupsehat.com/?p=29
Anonim, 2005, http://wrm-indonesia.org/content/view/377/62/
Anonim, 2006, http://www.pom-obat.go.id/v2.0/articles.php?id=9
Anonim, 2008, http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=34
Tidak ada komentar:
Posting Komentar